senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Rabu, 02 Januari 2019

Kejang demam pada Anak

Resume  KULWAP

*kenali kejang demam anak dan penanganannya*

Bersama: dr. Andika eka  herlina. Sp. P. A, M. Biomed

*Biodata Narasumber*
Nama lengkap : Andika Eka Herlina
Panggilan : Dika
Pendidikan : Magister Biomedik dan Dokter Spesialis Patologi Anatomi
Aktivitas : ibu rumah tangga & mengelola bisnis toko buku online
Status : menikah
Anak :
1. Hiraka A.M (4y11m)
2. Akira A.F (2y8m)

*****
📝moderator: Ayu Umma Umar
📝Notulensi: Erin Bunda Shofiyah
⏳Jum'at 27 Januari 2017
🏡 *Grup WA ABA (Arisan Buku Anak)*
⏲Pukul 11:00 - 14:00 wib
=======================

Materi:
*Kenali Kejang Deman Dan Penanganannya*

_Oleh dr. Andika Eka Herlina, Sp.P.A, M. Biomed._

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar dari tempurung kepala).

Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.  Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi susunan saraf pusat, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.  
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah adalah diazepam rektal (contoh: Stesolid® Rektal). Dosis
diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.

Garis besar tentang kejang demam sudah saya berikan kemaren dan pastinya sudah dibaca oleh semua peserta
Bagi ibu baru, atau ibu yang belum pernah mengalami, atau ibu yang baru saja mengalami, kejang demam mungkin merupakan salah satu keluhan yang paling jadi momok

Namun sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai fenomena klinis ini selama kita semua tahu ilmu-nya

Yang penting adalah para ibu teredukasi dengan benar tentang apa itu kejang demam, apa yang harus dilakukan, bagaimana penanganannya di rumah (sebelum dibawa ke RS), dan kapan ibu harus khawatir.

🎁 pertanyaan dan jawaban

1⃣ *A. Apakah pemberian kopi pada bayi dapat membantu mencegah kejang demam?*

Pemberian kopi pada bayi *tidak terbukti secara klinis* dapat membantu mencegah kejang demam. Bahkan, saat anak kejang, *tidak boleh* memberikan apapun ke dalam mulut bayi, agar tidak terjadi penyumbatan pada jalan nafas yang justru akan memperburuk keadaan. ✅

*B. apa pertolongan pertama pada bayi saat kejang?*

Bila melihat anak kejang, usahakan untuk tetap tenang dan lakukan hal-hal berikut:

1. Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan pecah-belah.
2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
3. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka
4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
6. Kejang demam sederhana, tidak boleh terjadi lebih dari 15 menit. 15 menit itu lama sekali lho... 5 menit saja lamaaaaa untuk anak yang mengalami kejang. Sesegera mungkin, jika anak kejang, berikan obat pemutus kejang, dan turunkan suhu tubuhnya (bila dia demam). ✅
🌈Rara

2⃣ *A. Pertanyaan : apa ciri2 klo anak mengalami kejang? Berapa lama biasanya kejang berlangsung hingga kembali normal?*

Bentuk kejang umum yang sering dijumpai adalah:
• mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip,
• kedua tangan dan kaki kaku, terkadang diikuti kelojotan,
• saat kejang anak tidak sadar, tidak memberi respons apabila dipanggil atau diperintah
• Setelah kejang anak sadar kembali
• Umumnya akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam

*B. Pernah baca klo kejang itu fktor genetik ya dok?apa kejang itu sllu dtg tiap anak demam tinggi?*

Tidak diketahui secara pasti mengapa demam dapat menyebabkan kejang pada satu anak dan tidak pada anak lainnya, namun diduga ada faktor genetik yang berperan.

Setiap anak juga memiliki suhu ambang kejang yang berbeda: ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, ada pula yang baru mengalami kejang pada suhu 40 derajat Celsius.

Kejang tidak selalu datang bila demam tinggi, kejang bisa datang tanpa demam (tapi ini namanya *bukan* kejang demam). Justru saat muncul kejang tanpa demam, orangtua harus lebih waspada dan patut khawatir.

*C. Klo dr genetik ga ada.apa bs anak mengalami kejang? Dan seberapa bahaya kejang itu*

Bisa mbak Icha, walaupun secara genetik ke atas (generasi sebelumnya) tidak ada riwayat kejang demam, tetap bisa muncul. Karena penyebabnya tidak utama genetik, tapi genetik ikut berperan. Maksudnya, kalau genetik ada riwayat kejang demam, kemungkinan muncul pada generasi berikutnya itu semakin besar.

Kejang yang berbahaya adalah kejang yang berlangsung >15 menit, dan berulang dalam 1x24 jam. Analoginya, bayangkan saja otak kita disetrum >15 menit dan lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Pastinya akan menimbulkan kerusakan pada serabut saraf di otak.✅
🌈Icha

3⃣ *A. Mau konfirmasi, apakah benar ketika kejang / step panas syaraf2 di otak ada yg putus?
Kalau benar, syaraf dengan jalur mana?*

*Benar, apabila proses kejangnya berlangsung cukup lama (>15 menit) dan berulang lebih dari 1x dalam 24 jam. Analoginya seperti yang saya sampaikan pada jawaban pertanyaan mbak Icha sebelumnya. Tapi mungkin bahasanya yang lebih tepat bukan *putus*, melainkan sel saraf-nya ada yang rusak/mati. Karena sel saraf satu dengan yang lainnya tidak bersambungan seperti layaknya ada kabel di antara mereka 😊

Antar sel saraf itu sifat sambungannya *_wireless_*.
Bayangkan misalnya seperti rumah dalam satu komplek, satu rumah = satu sel saraf. Rumahnya berdempetan semua. Tapi ada beberapa rumah yang tiba-tiba dihancurkan (sel saraf ada yang rusak), maka itu akan membuat jarak antara rumah satu dan lainnya jadi jauh, tapi tetap bisa berkomunikasi. (kalau masih bingung, nanti boleh ditanggapi ya).

*B. Apakah syaraf2 tsb bisa 'disambung' lagi? Gimana caranya?
Dan di umur serta dlm kurun waktu berapa lama*

Sayangnya, sel saraf adalah termasuk salah satu sel di dalam tubuh manusia yang tidak bisa diperbaharui. Sekali rusak, rusak selamanya. Tidak akan memperbaiki diri, tidak bisa diperbaiki, dan juga tidak bisa digantikan.

Yang bisa dilakukan hanyalah terus menstimulasi/merangsang agar antar sel saraf tetap bisa berkomunikasi dengan baik, walau jarak antar sel jadi lebih jauh (karena temannya ada yang rusak).✅

C. *Berarti masih tetap bisa distimulasi ya dok? Kl udah dewasa masih bs ya dok?  Ini kasusnya adik saya soalnya, pas kecil, ada 4 kali step?*

Stimulasi saraf idealnya saat otak sedang dalam masa perkembangan (baca: anak-anak)

Kalau sudah dewasa, sulit (bukan berarti tidak mungkin). Lebih sulit, usaha yang dilakukan lebih keras.

Sekali lagi, bukan jumlahnya yang jadi patokan, tapi setiap kejang itu berapa lama. Kalau hanya kejang demam sederhana (kejadian kejangnya < 15 menit, hanya 1 kali dalam kurun waktu 24 jam), itu bukanlah masalah yang perlu dikhawatirkan.✅
🌈Respati

4⃣ *Apakah setiap anak Akan mengalami demam disertai kejang?*

Tidak setiap anak akan mengalami demam disertai kejang. 😊✅
🌈Rizqa-tangerang-anak 8m

5⃣ *apakah kejang pada demam mempengaruhi kecerdasan otak ketika nanti dewasa*

Tidak/belum ada penelitian terstandar yang berhasil membuktikan kecurigaan ini. Jadi, orangtua tidak perlu khawatir. 😊✅🌈 Obi

6⃣ *A. Apakah ada efek samping dari seringnya pemberian obat demam yg melalui anus?*

Pemberian obat demam? In syaa Allah tidak ada efek samping, selama obat demam yang digunakan adalah Paracetamol.

*B. Apabila kejang anak mencapai 3x setahun apakah perlu dilakukan EEG?*

Patokannya bukan berapa kali muncul dalam setahun. Namun, kejang seperti apa yang muncul dalam 1 kali episode kejang. EEG diperlukan (menjadi indikasi) apabila anak mengalami kejang demam kompleks (baik dalam rentang usia kejang demam maupun di luar rentang usia itu).

Apa itu kejang demam kompleks?
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal (satu tempat) atau parsial (sebagian tubuh) satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

*C. Faktor apa saja yg dpt mempengaruhi hasil EEG? apakah perbedaan alat EEG bisa saja mempengaruhi hasil rekam otak anak?*

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil EEG:
- anak yang belum bisa diajak kerjasama (banyak gerak saat proses pemeriksaan berlangsung, tidak tenang)
- obat-obatan yang diminum sebelum pemeriksaan (misal: obat tidur, obat penenang)
- rambut yang berminyak, kotor, atau memakai hairspray (untuk dewasa)
- tidak sadar karena obat-obatan atau kondisi hipotermia (kedinginan ekstrim)

Perbedaan alat EEG tidak mempengaruhi hasil EEG. Faktor-faktor yang saya sebutkan di atas tadi yang bisa mempengaruhi hasilnya.

EEG =  Rekam Gelombang Saraf Otak, tepatnya. Electro Encephalo Graphy ✅

7⃣ *Jika bayi Mengalami demam diatas 38˚C agar tidak terjadi kejang bagaimana penanganan nya?*

Berikan obat penurun panas (Paracetamol) sesuai dosis, pantau terus setiap 4-6 jam, pastikan suhu tubuh anak turun, sambil dikompres air hangat di dahi, leher, ketiak dan selangkangan.

Namun perlu dipahami bahwa, pemberian paracetamol *bukan mencegah* terjadinya kejang demam, tapi *memperkecil resiko* munculnya kejang demam. Karena jika suhu tubuh anak mulai turun ke batas normal, kemungkinan terjadinya kejang demam jadi lebih kecil.✅
🌈Tri A

8⃣ *A. Ketika pada rentang usia 6 bulan - 5 tahun sering mengalami kejang demam yg berulang, apa bisa menyebabkan penyakit epilepsi seumur hidupnya bu dokter?*

Bisa, jika setiap kejadian kejang demamnya memenuhi kriteria faktor resiko terjadinya epilepsi.

Faktor risiko menjadi epilepsi adalah :
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

*B. Selain kematian, apa saja sebenarnya efek paling ditakutkan pada penderita KD?*

Kematian karena kejang demam belum pernah dilaporkan (ini berdasarkan laporan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia). Kalaupun pernah mendengar, kematiannya bukan dikarenakan oleh kejang demamnya, melainkan penanganan pertama yang salah. Misalnya: memberi makanan/minuman tertentu saat anak kejang, atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut anak saat dia kejang ---> hal ini menyebabkan jalan napas anak tersumbat dan berakibat pada kematian.

Efek lain yang dikhawatirkan adalah terganggunya fungsi saraf, baik itu muncul sebagai epilepsi, kemunduran fungsi otak, dsb. Namun kembali lagi, kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan *kejang lama* atau *kejang berulang baik umum atau fokal*.✅

_Tanggapan penanya:_
*Utk yg kedua, saya pernah lihat bayi usia blm 1 tahun yg mengalami kejang sampai meninggal di IGD. Memang kejangnya lama mb, kata suster sampai setengah jam blm berhenti. Jadi kalau durasinya lama seperti ini memang bahaya kah mb?*

Kasus seperti ini, kesalahan bisa dibilang pada penanganan awal. Kita tidak tahu apa yang terjadi sejak anak pertama kali kejang sampai dia tiba di rumah sakit. Dibiarkan saja kah? Orangtuanya yang tidak paham kalau anak sedang kejang kah sehingga delay sampai 30 menit kejangnya tidak segera diputus? Atau tidak ada yang menolong orangtua ini untuk segera membawa ke RS? atau banyak faktor lainnya.

Saran saya, sediakan selalu obat pemutus kejang (diazepam rektal, salah satu merk dagang yang terkenal adalah Stesolid), simpan di lemari es. Beritahu semua orang di rumah, bahwa itu obat pemutus kejang. Sediakan 1x dosis pemberian saja. Perhatikan, bila lama tidak digunakan dan expired, buang. Belilah yang baru, simpan lagi utnuk jaga-jaga. Mubazir? tidak, makanya cukup sedia 1x dosis pemberian saja... itu adalah ikhtiar kita, jika sewaktu2 dibutuhkan, obatnya ada.

Kejang demam sederhana, tidak boleh terjadi lebih dari 15 menit. 15 menit itu lama sekali lho... 5 menit saja lamaaaaa untuk anak yang mengalami kejang. Sesegera mungkin, jika anak kejang, berikan obat pemutus kejang, dan turunkan suhu tubuhnya (bila dia demam). ✅
🌈tiara

9⃣Anak saya mengalami demam tinggi dan kemudian kejang saat usia 3y dan berulang di 3y3m. diagnosa pertama dan kedua semua karena diare, karena dia memang bukan sekedar demam tp ada muntah dan mencret juga. saya ibunya pernah mengalami demam kejang juga saat usia 7w

pertanyaan saya: *sekarang usianya baru 6y5m, semenjak habis kejang itu atau ga tau apa kebetulan, dia setiap demam selalu tidur terkejut, dan itu selalu membuat saya trauma. apakah kejang itu ada potensi terulang kembali di usia nya yg sudah 6th ke atas? apakah krn dia pernah kejang itu sehingga dia sering demam bahkan bisa dihitung 2 bulan sekali.*

Terima kasih untuk pertanyaannya mbak Atika...
Diagnosis kejang demam hanya ditegakkan bila terjadi pada rentang usia 6 bulan - 5 tahun. Di luar rentang itu, diagnosisnya sudah bukan kejang demam lagi. Riwayat pernah kejang demam di usia 3 tahun, tidak mempengaruhi kualitas tidurnya di saat demam (sering terkejut), kemungkinan karena proses demam-nya itu sendiri. Bisa jadi ambang demamnya rendah, begitu panas sedikit saja, badannya mulai bereaksi. Sebaiknya, setiap kali anak demam (suhunya mulai mendekati 38 derajat celcius) berikan obat penurun demam. Jangan dibiarkan, atau ditunggu dengan asumsi "nanti juga turun sendiri" 😊

Potensi berulang kejang di usia >6 tahun tidak bisa diprediksi (tidak ada yang tahu apakah kejangnya akan berulang atau tidak), tapi yang jelas sudah bukan kejang demam lagi.

Bukan karena punya riwayat kejang demam juga sekiranya si kakak jadi sering demam sekarang. Lebih disebabkan mungkin karena daya tahan tubuh dan ambang demamnya tergolong rendah. ✅
🌈Atika

1⃣0⃣ *A. Apakah benar anak laki-laki lbh rentan kena demam kejang drpd anak perempuan?Alasannya?*

Berdasarkan penelitian, belum ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian kejang demam. Namun pada faktanya, dari beberapa penelitian yang dilakukan, anak laki-laki jumlahnya hampir 50% lebih banyak daripada anak perempuan. Alasannya apa, belum diketahui. Bahkan cara pewarisan genetiknya pun sampai saat ini belum diketahui.

*B. Pada kasus KD anakqu kurleb ½th lalu, dia mengalami KD berulang dlm bbrp hr bahkan ada dlm hr² tsb yg kejangnya itu lbh dr 1x dlm 24 jam. Bgm qt bisa mengetahui efek dr KD tsb? Atw pd usia brp mgkn efek tsb dpt terlihat? Apa yg hrs kami sbg ortu lakukan?*

Berarti ada beberapa kejadian kejang yang masuk dalam kategori kejang demam kompleks ya (kejang berulang). Efek yang muncul dari kejang demam kompleks tidak bisa diprediksi, tapi bisa diamati. Sebaiknya memang dilakukan pengamatan bersama dengan dokter spesialis anak konsultan neurologi. Yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah tetap menstimulasi/merangsang sel sarafnya berkembang dengan baik, bisa dengan mengajaknya berkomunikasi intens, membacakan buku, aktifitas fisik bersama orangtua, dan kegiatan apapun yang membuat anak happy dan saraf-nya bekerja.

Alhamdulillah saat ini aku perhatikan tumbang anakku bagus, hny saja tdk bs dibohongi bhw msh ada kekhawatiran&trauma akibat kejadian tsb. Aplgi KD saat itu trjdi nya berulang² di masa sakitnya saat itu.✅

_Tanggapan penanya:_

*Terima kasih mb Dika atas jawabannya, tp kira-kura apakah ada efek dr KD yg baru bisa terlihat saat anak beranjak besar atau dewasa?*

Sejauh yang dilaporkan dalam jurnal ilmiah, tidak ada 😊✅
🌈Asti

1⃣ 1⃣ *Anak saya kejang bukan berulang dalam 1x24 jam. Tapi kejang apabila demam tinggi. Demam nya misal krn disertai batuk pilek atau radang. 1 tahun lebih dari 3 kali kejang (tp tdk berulang dlm 1x24 jam). Apakah perlu dilakukan EEG? Dan adakah rekomendasi dokter saraf anak yg bagus?*

Kejang demam sederhana belum merupakan indikasi untuk dilakukan EEG. Apalagi anaknya masih usia 2 tahun, dimana belum bisa diajak kerjasama dengan baik saat pemeriksaan EEG dilakukan, dimana hal ini akan mempengaruhi hasil rekam EEG.

Mengingat riwayat seperti ini, saran saya, selalu sedia paracetamol (baik dalam bentuk sirup maupun rektal) dan obat pemutus kejang rektal. Jangan pernah biarkan demamnya meninggi, 37,5 derajat saja sudah bisa diberikan paracetamol dan kompres hangat, pengawasan penuh untuk suhu badannya. Intinya jangan sampai suhunya naik tinggi >38 derajat. Karena sepertinya anak mbak Ining ambang kejangnya rendah. begitu panasnya meninggi, itu memicu munculnya kejang. Jadi, potong panasnya!

Untuk dokter anak konsultan saraf, saya tidak punya rekomendasi untuk wilayah jabodetabek. Pilihlah dokter yang mudah dihubungi dan komunikatif. Agar orangtua mendapatkan info yang jelas, dan bila dibutuhkan, beliau ada.✅
🌈-Ining, Tangerang, Anak usia 2thn 7 bulan-

1⃣2⃣ *A. Obat-obatan yg harus di berikan untuk anak ketika kejang tergolong dosis tinggi, apakah pemberiannya tidak membahayakan mengingat salah satu diantaranya adalah obat penenang?*

Selama diberikan dalam rentang dosis anjuran, tidak membahayakan. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.

*B. Bagaimanakah saran dokter, untuk menghilangkan (minimal mengurangi) rasa trauma di hati orangtua yg anaknya pernah kejang?*

Trauma psikis sulit untuk dihilangkan, apalagi bagi seorang ibu. 😊
Karena saya pun pernah mengalami (bukan kasus KD tapi). Yang bisa dilakukan adalah berhenti menyalahkan diri sendiri. Semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Ada hikmah di setiap kejadian. Bisa jadi itu cara Allah membangunkan kita dari tidur panjang. Menjadikan kita lebih waspada, menjadikan kita jadi lebih giat belajar demi anak-anak. Menjadikan kita ibu yang lebih baik. 😊✅
🌈Widi

*****
Kesimpulan :

Kejang demam tidak perlu ditakuti, tapi perlu dipelajari.
Karena hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pasien kejang demam, orangtuanya minim sekali pengetahuan tentang ini.

Kenali pengertiannya, tanda-tandanya, apa yang harus dilakukan, dan obat apa sebagai P3K-nya.

Karena kemampuan otak kita dalam memanggil memori di saat genting sangatlah terbatas, maka sebaiknya *tulis poin penting kejang demam*, tempelkan di tembok dekat tempat tidur anak dan orangtua. Sehingga jika dibutuhkan, sudah ada panduannya yang bisa kapanpun dibaca. Serta cantumkan nomor kontak darurat yang bisa dihubungi di kertas tersebut.

Semoga apa yang kita diskusikan hari ini bermanfaat, mohon doanya, dan mohon maaf bila ada yang kurang berkenan.

Wassalamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Salam sayang dari saya untuk semua ibu hebat di sini 😘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar