senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Selasa, 05 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI - Modul 2.3 Coaching

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. 

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan.

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ perlu memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Proses menuntun ini juga tidak lepas dari menuntun laku dan akhlak anak. Ki Hajar Dewantara mengistilahkannya dengan pengajaran budi pekerti. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka (Ki Hajar Dewantara dalam Mustofa, 2011).

Sungguh amanah yang luar biasa menjadi guru ini. Jika guru diibaratkan adalah petani, maka agar dapat menjadi petani yang baik, menjadi pamong yang tepat bagi murid, maka guru perlu memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman tentang itu. Seperti kata Ki Hajar Dewantara  “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." 

Pemahaman yang baik tentang setiap individu anak dapat diaplikasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Proses pendidikan yang humanis dapat terlaksana dengan kemampuan sosial emosional yang matang pada diri guru. Dan penumbuhan budi pekerti dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang melibatkan sosial dan emosional anak, dan dari semua proses ini, tentu diperlukan pendekatan yang tepat agar semua aspek dapat terpenuhi. Di sinilah muncul pendekatan coaching

Pendekatan coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Pendampingan dengan pendekatan Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam mengeksplorasi diri dan mengoptimalisasikan potensi guna mencapai tujuan pembelajaran. Harapannya, pendampingan murid melalui pendekatan coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar.


 picture by 
http://quickstart-indonesia.com/grow-coaching-model/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar