senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Kamis, 21 April 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

    Ada 3 semboyan yang terkenal dari Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, semboyan yang sejatinya merupakan Filosofi Patrap Triloka dari beliau yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Filosofi ini menjadi ruh yang menggerakkan para guru untuk berlaku sesuai dengan makna dari semboyan ini. Filosofi ini juga menjadi pegangan kita dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, bahwa setiap keputusan yang kita ambil haruslah sejalan dan sebangun dengan ruh filosofi ini. Misalnya ketika mengambil sebuah keputusan dalam situasi bujukan moral, dimana pilihannya adalah benar vs salah, maka sebagai seorang guru, berdasarkan ruh filosofi Patrap Triloka ini tentu akan mengambil keputusan yang benar sebagai implementasi dari ruh "Ing ngarso sung tuladha".


    Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, yang terbentuk dari didikan orangtua, pengaruh lingkungan dan budaya, serta dari pengalaman dan pelajaran yang kita alami juga ternyata memberikan pengaruh pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang kita ambil, sebagai contoh analisis dari prinsip pengambilan keputusan yang saya anut adalah lebih dominan pada rule based thingking atau berfikir berdasarkan peraturan, saya merasa prinsip ini bisa dominan karena latar belakang pendidikan dan lingkungan tempat saya tumbuh, latar belakang pendidikan saya adalah Fisika/Sains dimana segala hal dianggap pasti dan menggiring otak kiri saya untuk bekerja lebih dominan, sehingga segala sesuatu harus sesuai dengan hukum/aturan, selain itu lingkungan tempat saya tumbuh pun adalah lingkungan yang cukup agamis dan mendidik saya untuk taat pada aturan agama. Dari sini, terlihat bahwa, nilai-nilai yang tertanam dalam diri pasti akan mempengaruhi kita dalam pengambilan keputusan.

    Dalam proses pengambilan keputusan ada 9 langkah yang bisa kita lakukan, yaitu : 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 2) Menentukan siapa yang terlibat 3) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 4) Pengujian benar/salah 5) Pengujian paradigma benar lawan benar 6) Melakukan prinsip resolusi 7) Investigasi opsi trilema 8) Membuat Keputusan 9) Melihat kembali keputusan yang diambil dan merefleksikannya. Dari 9 langkah tersebut, pada langkah pengujian keputusan, kita bisa menggunakan teknik coaching (bimbingan) dengan rekan atau pihak terkait yang sekiranya bisa memberikan pandangan yang baik dan membantu kita dalam mengambil keputusan yang efektif.

    Hal yang juga penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan bagi seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah, keadaan atau kondisi sosial emosionalnya. Kematangan sosial emosional yang dimiliki seorang guru, akan mengarahkan guru tersebut pada pengambilan keputusan yang lebih bijak dan efektif, maka di sini betapa pentingnya bagi seorang guru untuk pandai-pandai dalam mengelola aspek sosial dan emosionalnya. Ketika guru mampu mengenali emosi yang sedang dirasakannya,  kemudian mampu menterjemahkan situasi yang sedang dialaminya, maka guru tersebut tidak mudah untuk ter'triger' dan terprovokasi pada saat proses pengambilan keputusan.

    Dalam pengambilan keputusan pada situasi-situasi dilema etika yang semua pilihannya adalah benar atau situasi bujukan moral yang pilihannya adalah benar dan salah, seorang guru perlu kembali melihat dan berefleksi pada nilai-nilai dirinya sebagai seorang pendidik. Bahwa seorang pendidik tentu akan berprinsip pada nilai-nilai kebenaran, kasih sayang, dan kebermanfaatan. Suatu waktu mungkin harus memutuskan berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan sesuai dengan aturan yang berlaku (rule based learning) tapi pada waktu yang lain bisa juga memutuskan berdasarkan nilai-nilai kasih sayang dan peduli (care based thinking) atau mungkin juga harus memutuskan berdasarkan nilai-nilai kebermanfaatan atau hasil akhir (end based thinking). Bisa saja saya sebagai orang yang dominan pada prinsip rule based learning tetapi mengambil keputusan menggunakan care based learning kepada murid, karena situasi, kondisi, dan keadaan pada saat itu.

    Mengapa kita perlu mempelajari bagaimana langkah pengambilan keputusan yang baik, karena sebagai pemimpin pembelajaran tentu kita diharapkan mampu membuat keputusan yang tepat dan efektif karena akan memberikan dampak pada murid. Keputusan yang tepat akan menghasilkan dampak lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. 


    Di lingkungan saya, yang berasal dari Sekolah Swasta yang didanai oleh BOS dan uang syahriah bulanan orangtua murid, seringkali terjadi situasi dilema etika yang berhubungan paradigma individu vs community, seringkali terjadi benturan antara kepentingan satu kelompok dengan kelompok yang lain. Dalam hal ini yang pernah terjadi adalah antara kegiatan anak dengan pendanaan dari yayasan yang terkendala karena tersendatnya uang syahriah murid. Situasi ini tentu menghasilkan dilema etika, yang mengharuskan kami mengambil keputusan terbaik dari pilihan - pilihan yang sama-sama baik.

    Dalam setiap keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya menjadikan murid sebagai fokus kita, agar setiap keputusan yang kita ambil selalu berpihak pada murid, demikian pula dengan keputusan-keputusan yang kita ambil di kelas, hendaknya sejalan dengan prinsip berpihak pada murid dan memerdekaan mereka. Karena setiap keputusan yang kita ambil terkait pembelajaran pada murid tentu akan mempengaruhi proses belajar mereka di Sekolah, yang akan memberi pengaruh juga pada output yang kita hasilkan kelak. Jadi setiap keputusna yang kita ambil, perlu sekali lagi kita tinjau kebaikannya bagi murid-murid karena akan memberi dampak pada kehidupan dan masa depan mereka.

    Dari semua materi yang kita terima dari modul program pendidikan guru penggerak ini, semuanya menuntun kita untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi murid, dari pemahaman kita tentang filosofi pendidikan, nila dan peran guru penggerak, budaya positif, visi guru penggerak, kompetensi sosial emosional, diferensiasi pembelajaran, teknik coaching, semuanya memberikan insight dan pemahaman yang mendalam yang kelak akan mendasari kita dalam pengambilan keputusan bagi murid. Tetaplah belajar, tetaplah menempa diri, agar kelak mampu menghadirkan pembelajaran-pembelajaran yang bermakna bagi murid, menghasilkan student wellbeing dari setiap keputusan-keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran. Hamasash Never End Bu Guruu!



1 komentar:

  1. Super sekaliiii...ini sih the real guru penggerak menghasilkan tulisan & mencetak generasi briliant 😍💪🏻

    BalasHapus