senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Rabu, 21 Agustus 2013

Allah sudah urus semuanya!!

Ini cerita kegalau-an ku, galau ... ya boleh lah kali ini kupinjam istilah yg sedang populer itu.

Aku ceritakan bahwa aku seorang thalasemia intermediet. Sedikit aku jelaskan thalasemia adalah kelainan darah genetik yg mengakibatkan cacatnya sel darah merah yg diproduksi tubuh sehingga usia darah dlm tubuh menjadi lebih singkat, ada beberapa jenis thalasemia berdasarkan banyaknya kecacatan pada gen, yang aku pernah baca ada cacat gen beta dan cacat gen alpa, kalau berdasarkan kondisi tubuhnya thalasemia ada 3 macam, 1) mayor : yaitu thalasemia dengan kebutuhan transfusi yg sering/rutin, 2) minor: yaitu thalasemia yg paling ringan, tidak membutuhkan transfusi hanya menurunkan sifat/gen (carier thalasemia), dan 3) thalasemia intermediet yaitu thalasemia pertengahan dari mayor dan minor tidak butuh transfusi rutin hanya pada saat2 tertentu ketika tubuhnya lemah (sakit dll).

Yap, alhamdulillah aku thalasemia intermediet, ketauan saat aku berumur 6 tahun, dengan gejala, pucet, kurang nafsu makan, dan pertumbuhan tubuh tidak secepat anak2 normal yang lain (itu gejala waktu aku kecil). Dari sana orang tuaku mulai berusaha, segala obat dicari untuk menyembuhkan penyakit ini, kalau dokter sih tidak menyarankan apa2 hanya aku harus mengurangi makanan yang mengandung zat besi, gak boleh capek2, makan yg banyak, biar hb nya gak kurang dari 6, orangtua ku yang waktu itu belum bisa legowo berusaha mencari pengobatan alternatif, wihhh hasilnya berbagai macam ramuan/jamu harus aku minum mulai jamu indonesia sampe ramuan cina, yang aku rasain waktu itu?? syook, knapa aku harus minum semua ini? kenapa aku gak boleh main di luar? kenapa aku dapet perlakuan berbeda dengan adik? dan kenapa ibu selalu tampak sedih ketika aku sedikit demam atau pilek ?

ya... waktu itu aku belum tau kalau aku thalasemia, hanya saja orang2 dewasa disekitarku sering membicarakan,, bahwa aku itu penyakitan, (kalo sekarang sih cuma pengen ketawa ngakak pas denger kata penyakitan)

aku uda pernah cerita sebelumnya bahwa kelainan ini banyak memberi efek psikologis ketika aku kecil, kalau sakitnya mah aku rasa biasa aja, paling - paling demam, flu, pilek yang lebih sering daripada anak2 lain, yang agak2 "kena" itu sisi psikologis karna waktu kecil (SD-SMP) wuwww badanku itu paling kecil dibandingkan anak lain dan sering jadi bahan olokan, "heiii pendekkk ! *hahaha pengen ketemu deh sama temen SD SMP yg dulu sering ngolok2, heiiii aku udah tinggi sekarang :p

eh ya kalau dulu aku ngerasa jadi orang aneh sendirian, sekarang uda banyaaaakkkk banget pencerahan dari grup, dari temen2 yang juga sama2 thalasemia (kalau dulu mah ngerasa dikutuk, kok aku sih? ) buat yg baca tulisan ini dengan niat mencari info dan jaringan dg sesama thalasemia bisa gabung di grup fb http://www.facebook.com/groups/n.off.thalindo/

kalau dulu ngerasa susah sendiri, sekarang udah kebuka lebar2 bahwa aku gak sendirian, ada banyaak temen2 sesama thalasemia yang bahkan kebanyakan dari mereka dianugerahi keadaan yg jauuuh lebiih "menguji" dari yg aku rasakan, dari mereka ada yang harus rutin transfusi sebulan sekali dan rutin juga minum obat kelasi besi, kalau dulu aku sering diolok2 "pendek" alhamdulillah sekrg tinggiku 160 cm, dan tak sedikit diantara sodara2 seperjuanganku sesama thalasemia yg bahkan sampai usia dewasa pun tingginya kurang dari normal, dan mereka sangat hebat, sangat kuat, dan sangat bijak menghadapi hidup. Sungguh !!

Lalu... kenapa hari ini aku posting tulisan dengan kalimat awal aku galau?
hehehe

hmm sekarang umurku sudah 22, sudah lulus kuliah dan sudah mulai2 kerja, trus kenapa ? *gak sabar

sebulan yang lalu aku demam *agak lebay demam nya, sampai akhirnya aku harus dirawat dan transfusi untuk ke 3 kalinya (yg pertama umur 18 karna batu empedu, yg kedua umur 20 kena demam berdarah), demam sembuh, dan transfusi lancar, sekarang alhamdulillah sehat wal afiat ^_^
trus masalahnya? hmm tiap kali aku transfusi, aku selalu ngebayangin berapa feritinku skrg? harus minum kelasi besi kah? apakah aku jadi harus rutin transfusi? bagaimana biaya nya? satu kantong darah itu harganya 250rb, obat kelasi besi itu bisa jutaan, 2 kali transfusi yg dulu itu pake askes karna masih kuliah, transfusi ke 3 kali ini gak pake askes karna uda lulus, pertanyaannya, akankah aku membutuhkan transfusi ke 4 suatu saat nanti?? tentu kemungkinan untuk harus minum kelasi besi tambah besar (semakin sering trasnfusi semakin banyak zat besi yg numpuk dan harus dikeluarkan dari tubuh inii) trus biayanya nanti gimana? disinilah mulai galau, kali ini tentu aku masih menjadi tanggungan orangtuaku, nanti? oke, kamu kan kerja nis, yapss, tapi iini mahal banget sodara2, hehe, mulai lah aku mengkhawatirkan masa depan -_- (wahhh kok bisa begini sayah ?)

Aku jadi inget 4 bulan lalu, ketika ustadzah menawarkan menikah (tepatnya menanyakan padaku sudah siap menikah kah? ada ikhwan yg siap) aku jawab : belum teh. Waktu itu aku memang merasa belum siap karna belum kerja yg "bener" dan masih pengen nemenin ibu.

Sekarang... kebelum siapan itu malah semakin menggalaukanku kali ini, kerjaan ? insya allah sudah tidak menjadi alasan, ibu? sekarang sudah lebih siap dan nyuruh aku nikah. Tapi aku jadi inget dengan thalasemia ini, aku takut merepotkan ketika menikah nanti, bisa dibayangkan, seorang thalasemia itu ketika memutuskan menikah, maka jodohnya adalah harus seseorang yang normal (tidak thalasemia dan tidak membawa sifat thalasemia dalam gennya) karena untuk mendapatkan keturunan yang sehat maka suamiku nanti haruslah normal ---> oh ya untuk memastikan seseorang itu normal dan bukan pembawa sifat adalah dengan screening thalasemia (ini sangat disarankan buat semua pasangan yang akan menikah, karena gen thalasemia itu bisa diturunkan, dan jika suami istri sama2 pembawa gen, dipastikan anaknya akan kena thalasemia, dannnn semua orang punya kemungkinan pembawa sifat)

ketambah lagi aku pengen punya anak yang lebih dari 2, aku mulai cari-cari info tentang bagaimana seorang thalasemia saat menghadapi kehamilan, dan ya memang memerlukan perawatan khusus dibanding yg normal, diantaranya harus transfusi selama masa kehamilan (orang hamil gak boleh kurang darah, kalau yg sehat cukup dikasi suplemen tambah darah sama bidan)

trus apa lagi yg merisaukanmu nis?

udah sih itu aja, hehehe, cuma khawatir dengan bisa gak ya aku punya anak lebih dari 2 (tadinya pengen 6 :D) trus bisa gak ya nanti aku mengcover biaya untuk thalasemia ku kedepannya, dan yaaa gak dipungkiri, takut banget ngerepotin suami nantinya (kalau orangtua yg direpotin? hehe ya gimanalagi aku kan anaknya :p , kalo suami kan dia anak orang hehehe)

daaaannn kemaren ustadzahku ngebahas itu lagi -_-

#eh ya, emang gak semua temen tau aku thalasemia,, termasuk ustadzahku ini, hehehe, nanti deh cerita

tapi direnungkan lagi, kegalauan ku ini menunjukkan bahwa aku lupa peran Tuhan, aku lupa bahwa hidup ini Allah yang kasi,, lupa kalau semua ini Allah yang atur, terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang bahkan aku sering bilang bahwa Allah sudah urus semuanya, trus knapa galau to niss???

hehe entahlah, sebagai manusia terkadang galau itu perlu :p

belajarlah dari orang2 kuat dan hebat di luar sana nis :)
kayak gak punya Allah aja, gak nyadar diri kamu nis, emg selama ini idup kamu siapa yg urus? *_*
sombong banget sok gk mau ngebagi beban :p
bersamaNYA tak ada jalan buntu, sayang...

jadi inget tarbawi edisi 3 minggu lalu

inti dari keputusasaan adalah...tak adanya rasa syukur
Inti dari kesedihan adalah...tdk adanya baik sangka terhdp Allah
Inti dari rasa gelisah adalah...rasa ketidakbersamaan kita dgn Allah


Dan Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka memenuhi (panggilan/perintah)Ku, dan beriman kepadaKu agar mereka mendapat petunjuk (bimbingan)”. (Al-Baqarah: 186)

3 komentar:

  1. Saya ada info pengobatan thalasemia untuk rekan yang ingin belajar / mengobati diri sendiri
    silahkan hub saya; tingkat kesembuhan diatas rata2 medis ; semua penyakit sdh ada obatnya , cuma kita yang tdk pernah berpikir; salam

    BalasHapus
  2. Mbak ada kontak yang bisa saya hubungi ? Saya pengen tau pengalaman nya, sebab saya pun punya masalah yang sama , terimakasih

    BalasHapus