senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Senin, 27 Januari 2014

When I wanna change my world


"ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini." tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri.

Suatu ketika, rakyat dibawah kepemimpinan khalifah ali bin abi thalib bertanya kepada ali : wahai ali, dimasa kepemimpinanmu, keadaan negara begitu buruk, padahal dulu ketika rasulullah, abu bakar, umar, dan utsman MEMIMPIN, keadaan negara tidak seburuk ini. Ali menjawab dengan tenang. Ketika rasulullah menjadi khalifah orang2 yg dipimpinnya adalah orang2 seperti abu bakar, umar, utsman dan aku, begitupun ketika abu bakr yang menjadi khalifah, rakyatnya adalah umar, utsman juga aku. Dan sekarang tibalah giliranku menjadi khalifah, dan harus memimpin orang2 seperti kamu…

Hikmahnya adalah, kita tidak bisa berharap negara ini berubah, jika kita belum mampu merubah diri sendiri, kita tidak bisa berharap negara ini menjadi baik, jika kita sendiri belum mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Atau ekstrimnya, kita tidak bisa berharap bapak presiden dan jajaran menterinya menjadi orang2 yang beriman dan takut dengan allah, jika kita sendiri belum beriman dan takut pada allah.

Saya sudah baik, saya sudah beriman, tapi tetap saja negara ini belum baik. Salah siapa? Anis matta (sebelum menjadi presiden salahsatu partai, dlam bukunya menulis) “slah satu bukti keimanan adalah kebermanfaatan kita untuk orang lain”, keimanan selalu terbias dan mampu merubah sekeliling kita. Jika baru baik dan beriman untuk diri sendiri itu belum 100% beriman.

Urutannya adalah, pribadi dulu yang baik —> lalu akan tercipta keluarga yang baik —> masyarakat yang baik —> pemerintahan yang baik —> negara yang baik —> dunia yang baik

Wallahualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar