senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Selasa, 23 Mei 2017

Agar titel istri tak membawa kita ke neraka

Pernikahan adalah proses saling mengenal, saling memahami untuk kemudian mengerti dengan cara apa bisa saling membahagiakan, menguatkan, dan bertumbuh bersama dalam masa yang Allah amanahkan.

Dalam perjalanannya ada masa-masa saat kita gagal mengenal sehingga gagal memahami dan 'mungkin' gagal membahagiakan pasangan. Seperti saat kita tak paham ketika ia pulang dengan wajah datar tanpa senyuman. Atau mungkin seperti saat kita tak paham mengapa ia melarang-larang kita melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Kita kadang gagal paham. Tapi tak berarti hubungan pernikahan kita gagal. Kita hanya sedang saling belajar.

Bukanlah ibadah jika tanpa ujian. Dan pernikahan adalah ibadah. Maka pernikahan adalah ujian. Tenang, kamu punya rekan, berdua lebih mudah menaklukkan ujian. :)

Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).

Perempuan adalah pelupa sekaligus pengingat terbaik.

"Da aa mah gak pernah ngertiin neng"

"Ngarepin dapet kado dari abi di hari milad itu sama kayak ngarepin salju turun di Sahara, boro-boro kado ingatpun tidak."

"Manie gak pernah ih dibantuin nyuci sama akang. Lihat geura kang mang Somad mah tiap pagi bantuin istrinya jemur."

Kalimat sederhana yang tanpa sadar mengingkari kebaikan yang sebenarnya pernah ia lakukan (meskipun sesekali ia tetap dianggap pernah melakukan). Dan kalimat ringan yang sering terucap itu adalah bentuk kekufuran. Astagfirullahaladziim.

Dalam hadits lain Rasulullah pernah berkata syurga istri itu mudah didapat hanya dengan mendirikan shalat, zakat, puasa dan ridha dari suami maka syurga diberikan untuknya. Tapi hanya gara-gara kufur gagal-lah semuanya.

Kok tiba-tiba nulis ini nis?
Kok postingnya pake foto ini pula?

Ceritanya lagi banyak bersyukur, dan baru menyadari hal ini wajib untuk disyukuri setelah baca caption dari foto ini yang di upload sahabat saya di instagram.

Terimakasih aa atas ijinnya, atas ridhanya, membiarkan saya yang pecicilan ini bertemu banyak orang dan menyerap banyak ilmu di luar sana.

Terimakasih aa atas pengertiannya, pemahamannya tentang bagaimana memperlakukan saya, terimakasih telah sukses memahami cara membahagiakan saya terutama membiarkan saya untuk tumbuh.

Semoga saya pun tidak gagal memahami aa :)

Setelah membaca paragraf terakhir ini, semoga tidak ada yang membanding-bandingkan suaminya dengam suami saya. Apalagi sampai kecewa karena tidak mendapat ijin melakukan apa yang diinginkan.

Setiap pasangan memiliki kelebihan,  tentu juga kekurangan. Semoga kita bisa berhenti membanding-bandingkan. Karena pasti, kita ingin menjadi perempuan-perempuan qonaah yang berbahagia dengan apa yang kita miliki.

Setiap lelaki berbeda, karena setiap perempuan juga berbeda. Setiap pasangan berbeda, setiap hubungan pasti berbeda. Namun yakinlah bahwa Allah tidak pernah salah mencocokkan dan menyatukan. Mungkin kita yang belum selesai belajar..., belum selesai belajar memahami, belum selesai belajar mengerti dan belum selesai untuk belajar saling membahagiakan. :)

Alhamdulillah.

Sebagai pengingat bagi diri saya sendiri.

#30DWCJilid6
#Squad8
#Day7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar