senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Minggu, 28 Mei 2017

Tak ingin tersesat selamanya

“Diceritakan kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam tentang orang-orang yang sangat semangat sekali dalam beribadah,  maka beliau berkata, “Itulah puncak semangat (pengamalan) Islam dan kesungguhannya. Setiap setiap semangat akan mencapai puncaknya, dan setiap puncaknya akan ada masa kemalasan. Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang kemalasannya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka.’ (HR. Ahmad, 2/165. Dihasankah oleh Al-Albany dalam kitab As-Silsilah As-Shahihah, no. 2850)

F u t u r

Pernah gak sih ngerasa males buat melakukan aktifitas-aktifitas ibadah harian yang biasanya kita kerjakan?

Contoh Qiyamul lail. Biasanya setiap hari bangun meski 2 rakaat. Suatu hari entah mengapa beraaat sekali untuk dilakukan.

Tilawah. Biasanya setiap hari 1 juz. Suatu hari rasanya 2 lembar pun susah payah.

Pernah?

Saya pernah. Manusiawi meski tetap tak bisa dibenarkan.

Pernah ragu sama Allah?
Enggak lah teh mosok sama Allah ragu.

Kalau kalimatnya diganti, pernah gak khawatir pada sesuatu yang belum terjadi? Soal rizki? Soal penyakit? Atau soal jodoh misalnya?

Pernah?

Atau, pernah gak terlalu sering berikhtilat? Bercanda dengan non mahram, banyak tertawa, membuat lelucon-lelucon, jalan-jalan, nongkrong. Pernah?
Hmmm atau pernah berjam-jam di depan laptop nonton drama korea?

Hihihi :)

Itu namanya lagi f u t u r.

Tiba-tiba males setelah sebelumnya rajin.

Fitrahnya memang iman itu yajid dan yankus. Naik dan turun. Fluktuatif.

Berarti manusiawi dong, hihihi. Alibiiiii :p

Tapi ada syaratnya agar futur gak menjerumuskan kita ke neraka.

“..., Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang kemalasannya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka.’ (HR. Ahmad, 2/165. Dihasankah oleh Al-Albany dalam kitab As-Silsilah As-Shahihah, no. 2850)

Ya kalo males, malesnya yang wajar jangan sampe males solat subuh.
Ya kalo lagi ragu sama Allah, ragunya jangan berlarut-larut apalagi sampe tercebur dalam kesyirikan naudzubillahiminzalik.
Ya kalo hijab dengan lawan jenisnya longgar, ya jangan dibiarkan apalagi sampe dinikmati sampe janjian berdua curhat-curhatan. Eeeh ujungnya galau pengen pacaran naudzubillahiminzalik.
Ya kalo hobi nontonnya makin parah, gimana kalo cepet-cepet uninstal GOM nya atau VLC nya atau Windowsplayer nya. Hihihi :D

Ya intinya gak ada orang yang selalu kuat imannya. Ya tapi kalau lagi nyadar lemah ya tolong jangan dipertahankan kelemahannya.

Seorang sahabat pernah bilang gini, "semua dosa biasanya diawali dengan cuma".

Allah bilang, kalau kita nganggap dosa itu besar Allah bakalan nganggap dosa itu kecil, tapi kalau kita nganggap dosa itu kecil justru itulah dosa yang besar dihadapan Allah.

Siapa sih yang gak pernah futur?
Saya pernah, sering malah, yeee banggaaa, haha. Bukan bangga sebenernya, nulis ini juga bukan buat siapa-siapa buat diri sendiri kalo nanti mulai melemah.

Saya baca di tulisan ust Salim, waktu itu saya lagi lemah-lemahnya sampai pernah berfikir bahwa ni dosa gak bakalan diampuni sama Allah, serem banget ya fikiran saya :/. Kata beliau kurang lebih gini, "maksiat tidak akan dianggap sebagai maksiat jika setelahnya justru menghadirkan ketaatan demi ketaatan, maksiat adalah sesuatu yang setelah engkau melakukannya maka timbul maksiat selanjutnya." Waktu itu saya berfikir, agar maksiat yang saya lakukan sebelumnya tidak dianggap maksiat maka setelahnya saya harus melakukan ketaatan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”. [HR. Tirmidzi]

Bagaimana jika aku berbuat dosa?
Beristigfarlah.
Bagaimana jika dosa itu ku ulangi?
Beristigfarlah.
Jika ku ulangi lagi?
Beristigfarlah.
Sampai kapan?
Sampai syetan berputus asa.

Hai cantik, jangan kamu yang putus asa, syetan yang harus kamu buat berputus asa.

Karena itu Rasulallah sering berdoa:

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu.”

Aamiin



#30DWCJilid6
#Squad8
#Day12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar