Semoga lebih bersyukur atas segala yang kita punya

Kita sering merasa hidup orang lain lebih indah. Padahal indah itu relatif.

Kita sering menduga-duga hidup orang lain lebih bahagia. Padahal standar bahagia juga berbeda-beda.

Kita sering iri pada hidup orang lain. Padahal mungkin orang lain pun iri pada hidup kita.

Yang lebih bahaya kalau kita merasa hidup kita paling sengsara.
Merasa paling jelek, paling miskin, dan paling tidak bahagia.

Anehnya justru tak ada yang merasa hidupnya paling jauh sama Allah, malah sering merasa paling bener paling sholeh dan paling banyak amalnya.

Kita sering keliru melihat dari kacamata dunia. Dan sering lupa menggunakan kacamata akhirat.

Buktinya, kita lebih sering iri pada ia yang Allah titipkan kelebihan harta. Bukan pada ia yang lebih banyak sedekahnya atau lebih rajin ibadahnya.

Kita lebih sering iri pada ia yang Allah titipkan kelebihan rupa. Bukan pada ia yang lebih dekat padaNya.

Kita sering salah menduga-duga. Berkhayal andai saja hidup kita seperti dia mungkin kita akan lebih bahagia.

Kita sering keliru berprasangka. Seumpamanya hidup kita seperti dia pasti kita mampu lebih baik dan lebih banyak amalnya.

Padahal . . .

Sejatinya kita tak pernah tahu apa-apa. Tentang hidup kita apalagi hidup mereka.

Padahal . . .

Kita tahu bahwa Tuhan itu adil.
Ia tak pernah membeda rupa, harta atau tahta.

Padahal . . .

Kita paham, yang mana takdir pemberian Tuhan, dan yang mana yang harus kita usahakan.

Rupa, harta, tahta, sehat, sakit, jodoh, anak, istri, suami ialah bagian takdir pemberianNya tak bisa digugat atau diminta paksa.

Sedang akhlak, budi, amal, iman, ke-sholehan, ialah justru yang harus diupayakan.

Tuhan tak pernah memberi syurga pada yang bagus rupa atau lebih harta.

Tuhan memberi syurga pada ia yang sanggup manjadikan apapun takdir hidupnya sebagai jalan mendekat padaNya.

Semoga kita tak salah lagi berprasangka pada IA yang telah memberi segalanya.

Semoga lebih bersyukur atas segala yang kita punya.

#30DWC
#Day28