senyum

senyum
senyuuuuuum - - - iya kamuuu - - - senyuuuuuum

Rabu, 14 Juni 2017

Tradisi 'Ngikis' yang syarat makna

Tradisi yang penuh filosofi.

Hahay, challange hari ini berat beuddd. #BudayaTradisiKearifanLokal

Cerita ajalah ya.

Kalau pernah lihat di tv tumpukan buah, sayur, dan hasil bumi yang dibikin muncung kerucut ke atas terus nantinya jadi rebutan warga, ternyata itu namanya dongdang. Tingginya bisa sampai 4 meter loh diarak sama warga. Tahu?? Hihi

Nah ternyata-nya lagi itu gak cuma ada di tv, di Ciamis juga ada tradisi model begini :D Namanya tradisi Ngikis, biasanya dilakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.

Hahayyy, dimana dihelatnya?
Di objek wisata budaya Ciung Wanara desa Karangkamulyan.

Kenapa di sana? Soalnya di Ciung Wanara ada bekas patilasan raja Galuh. Pernah kesana kan? Yap yang banyak monyet, tempat piknik yang bisa lihat pertemuan dua sungai.

Di situ ada peninggalan-peninggalan kerajaan Galuh. Ada gong perdamaian juga.

Oke, trus apasih tradisi Ngikis itu? Katanya Ngikis itu artinya membersihkan diri, menjaga diri dan sikap dari perbuatan buruk.

Selain bagi-bagi hasil bumi yang dibuat dalam bentuk dongdang di acara Ngikis ini juga dilakukan penggantian pagar di tempat patilasan Raja Galuh oleh unsur pemerintahan, budayawan dan keturunan yang terkait dengan kerajaan Galuh.

Menurut cerita, tujuan dari Ngikis ini agar memagari hati dan perilaku serta hawa nafsu, intinya membersihkan diri menyambut bulan puasa.

Keren ya maknanya :D

Trus kan jadi kepo siapa yang mau repot-repot bikin dongdang setinggi 4 meter itu? Ternyata itu dibuat oleh panitia khusus yang terkait dengan pelestarian wisata budaya di Ciamis.

Aaahhh sayang tahunya telat. Kalau enggak kan mau ikutan rebutan dongdang hihihi :D rebutan dongdang niatnya bukan ngalapberkah yaaa, ngalap buah-buahan aja lumayan hihi, da kalau makan buahnya baca doa dulu pasti jadi berkah asal halal ya kan?

And for the last...

Dari artinya Ngikis ternyata punya banyak makna kebaikan kalau kita bisa aplikasikan dalam wujud keseharian bukan hanya sekedar ritual tradisi budaya.

Intinya budaya-budaya seperti ini harus tetap kita lestarikan sebagai cara kreatif menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Utamanya mengingatkan masyarakat untuk menyambut Ramadhan.

Sekarang udah 20 Ramadhan, gimana sukses 'ngikis' syahwatnya?


#30DWC
#ChallangeHari29
#BudayaKearifanLokal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar